KOTAJOGJA.COM – Jogja adalah sebuah kota yang menjadi saksi bisu peradaban dari Kerajaan Mataram hingga menjadi kota zaman urban. Warisan leluhur yang masih berdiri kokoh dan upacara-upacara adat yang masih dijalankan menjadi bukti bahwa Jogja tidak meninggalkan tradisi dan nilai-nilai kebudayaan nenek moyang. (10 Must Do In Jogja)
Terletak di tengah-tengah Pulau Jawa dengan destinasi wisata yang sudah terkenal hingga ke luar negeri, Jogja selalu bisa menawarkan hal-hal yang tidak biasa. Jogja dan segala isinya tak pernah gagal untuk membius para pejalan agar datang menjelajahi Jogja.
Ketika berada di Jogja, berdomisili atau pun hanya sekedar singgah, pernahkah Anda memikirkan tentang apa yang harus dilakukan? Menginap di homestay di pinggiran Jogja, melakukan kegiatan outdoor, atau berbelanja sepuas hati di Beringharjo. Karena Jogja adalah kota dengan seribu pesona, dengan melakukan 10 hal wajib ini, siapa tahu akan menjadi salah satu alasan Anda untuk kembali lagi ke Jogja.
Berikut ini ulasan tentang “10 Must Do In Jogja” Simak ya!
Menginap di Homestay
Hal yang sering ditanyakan para pejalan ketika ingin datang ke Jogja adalah dimana penginapan yang dekat dari mana pun. Pastinya, Malioboro menjadi rekomendasi yang pertama. Jogja selalu menjadi tempat terbaik untuk rehat sejenak dari rutinitas. Bagi backpacker dengan budget traveling pas-pasan, akan memilih penginapan yang murah dan hotel melati. Sementara bagi yang mempunyai budget lebih, akan memilih penginapan hotel berkelas.
Jogja memiliki beberapa titik-titik pusat penginapan, yaitu Malioboro, Prawirotaman, homestay di Sleman atau Bantul, serta hotel berbintang. Namun, jika ingin menginap seraya menikmati atmosfir Jogja, menginaplah di homestay. Banyak homestay yang ditawarkan baik di daerah kota maupun di daerah pinggiran Jogja.
Di kawasan Malioboro, homestay banyak ditemukan di Jl. Sosrowijayan, harga berkisar Rp100.000,-an. Di kawasan Bantul, Omah Tembi adalah salah satu homestay yang terkenal. Sedangkan di kawasan Sleman, di daerah kaki gunung Merapi dan sekitarnya banyak desa wisata yang menawarkan homestay, seperti Desa Wisata Pentingsari dan Desa Wisata Sambi.
Traveling Keliling Jogja
Mengunjungi tempat wisata di Jogja tidak akan bisa dilakukan dalam waktu seminggu atau dua minggu. Namun, Anda bisa pergi ke tempat-tempat yang menjadi ikon traveling Jogja.
Mengunjungi utaranya Jogja, Anda bisa memilih Merapi Lava Tour untuk menyusuri kaki Gunung Merapi. Kemudian mengunjungi Museum Ullen Sentalu dan Kaliurang. Beranjak ke timurnya Jogja, berkeliling Candi Prambanan adalah pilihan yang tepat, dilanjutkan ke Candi Ratu Boko untuk berburu sunset.
Traveling ke kawasan selatannya Jogja akan menghabiskan waktu yang tidak sebentar. Terdapat puluhan pantai yang berjajar dari Gunung Kidul hingga Bantul, seperti Pantai Krakal dan Pantai Parangtritis. Jika ingin merasakan sensasi menyusuri goa, Goa Jomblang dan Goa Pindul adalah pilihan yang tepat. Beberapa air terjun, seperti Sri Getuk, dan embung, seperti Sri Giten, juga akan memanjakan wisata alam Anda. Atau, menikmati hijaunya pemandangan hutan pinus dan lautan awan di Mangunan.
Beralih ke baratnya Jogja, Anda akan menikmati wilayah dataran tinggi Menoreh. Terdapat Puncak Suroloyo, kebun teh, kebun bunga krisan, goa Maria, hingga Waduk Sermo yang terkenal dengan Kalibiru-nya. Di Kota Jogja sendiri, Anda bisa menikmati Malioboro, Benteng Vredeburg, Keraton Jogja, Taman Sari, hingga Tugu Jogja, Museum Affandi dan berjalan-jalan di wilayah Kotagede.
Tidak sempat untuk mengunjungi destinasi wisata Jogja namun ingin mengelilingi Jogja dalam waktu yang singkat? Anda bisa mengelilingi ring road yang melingkari wilayah kota Jogja dari timur, selatan, barat, hingga utara.
Perjalanan ke Jogja belum lengkap jika belum mengunjungi candi Buddha yang termasuk salah satu keajaiban dunia ini, yaitu Candi Borobudur. Walaupun terletak di Magelang, Jawa Tengah, menempuh sekitar 1 jam perjalanan dari Kota Jogja, namun selalu menjadi destinasi wajib traveling Jogja.
Belanja di Pasar Beringharjo
Mengunjungi Pasar Beringharjo berarti mengunjungi salah satu ikon wisata Jogja karena merupakan pasar tertua di Jogja. Di pasar yang berdiri sejak tahun 1758 ini, kita bisa membeli perlengkapan sehari-hari, batik, atau perlengkapan rumah tangga dengan harga yang lebih murah jika dibandingkan di toko atau supermarket.
Bagi Anda yang membutuhkan oleh-oleh, berbelanja di sini adalah pilihan yang tepat. Jika Anda ingin membeli batik, Anda bisa mendapatkan harga yang lebih murah. Pintar-pintarlah menawar harga dengan penjualnya, Anda akan mendapatkan harga pilihan Anda, tidak hanya untuk barang grosiran saja, barang satuan pun bisa.
Menyusuri Jalan Maliboro hingga KM 0 Jogja
Malioboro adalah jalan yang sangat terkenal di Jogja. Malioboro juga merupakan pusat perbelanjaan Jogja yang sudah melegenda. Belum mengunjungi Jogja jika Anda belum pergi ke Malioboro. Malioboro yang mulai menjadi kawasan pedestrian ini sangat direkomendasikan untuk dinikmati dengan berjalan kaki dari arah utara hingga ke selatan, yaitu kawasan KM 0 Jogja.
Malioboro tidak pernah mati, selalu hidup dengan berbagai macam aktivitas selama 24 jam. Terlebih di hari-hari besar, hari libur, dan kegiatan masyarakat atau keraton. Di sepanjang jalan Malioboro, kita akan melihat ramainya pedagang kaki lima dan toko-toko yang berjejer. Jalanan ini semakin ramai di malam hari, karena warung-warung lesehan buka hingga lewat tengah malam.
Berada di KM 0 Jogja, Anda akan melihat banyak orang yang berkumpul, berjualan atau sekedar nongkrong melihat keriuhan di titik nol Jogja ini. Bagi Anda penggemar foto, mencari gambar yang bagus untuk mengisi DSLR atau kamera ponsel, titik KM 0 Jogja patut masuk di dalam list Anda.
Main Masangin
Pernahkah Anda mendengar sebuah mitos “jika berhasil melewati dua pohon beringin kembar dengan mata tertutup dan Anda memiliki hati yang bersih, niscaya permohonan Anda akan terkabul” di Alun-alun Kidul? Jika Anda pernah mendengarnya, kegiatan tersebut dinamakan laku masangin. Salah satu mitos yang dipercaya sejak dulu hingga sekarang, yaitu beringin kembar yang terletak di tengah-tengah Alun-alun Kidul adalah gerbang menuju laut Selatan untuk bertemu dengan Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul.
Ritual laku masangin merupakan hal wajib yang harus Anda lakukan ketika mengunjungi Alun-alun Kidul (selatan), terlepas dari mitos-mitos yang melatarbelakangi kegiatan ini. Anda akan merasakan sensasi yang berbeda melewati dua pohon dengan kedua mata tertutup dan jika sedang ramai pengunjung, Anda harus hati-hati karena bisa menabrak orang lain yang sedang melakukan ritual laku masangin ini. Untuk penutup mata, Anda bisa menyewanya di penyewaan penutup mata masangin yang berada tidak jauh dari kedua pohon tersebut.
Makan Gudeg
Wisata kuliner yang paling wajib dilakukan ketika berada di Jogja adalah makan gudeg. Makanan berbahan dasar nangka muda ini disajikan dengan nasi putih, krecek, dan lauk seperti telur, ayam, ditambah tahu atau tempe bacem. Saat ini, gudeg juga dijual dalam bentuk kalengan. Jadi, selain menjadi menu utama kulineran di Jogja, gudeg juga bisa dibawa sebagai oleh-oleh.
Pusat gudeg Jogja berada di daearah Wijilan, tidak jauh dari Alun-alun Utara. Walaupun di daerah Wijilan sudah menyediakan gudeg sejak pagi, namun gudeg yang dijual pada malam hari yang banyak dicari. Sebut saja gudeg Permata atau gudeg Pawon yang mewakili gudeg-gudeg yang dijual pada pukul 9 malaman dan Anda harus datang lebih awal jika ingin menyicipinya tanpa mengantri.
Nongkrong di Angkringan
Angkringan adalah warung makan yang terdiri dari gerobak dan biasa dijual di pinggiran jalan. Harga makanan dan minuman dijual relatif murah dengan menu wajib nasi kucing dan teh panas. Biasanya angkringan mulai buka di sore hari hingga tengah malam. Angkringan bisa Anda temukan di sudut Jogja manapun dan biasanya ramai dengan anak kost. Nongkrong di angkringan di pinggiran jalan sambil makan minum dan bercerita tentang kegiatan sehari-hari sudah menjadi bagian dari aktivitas warga Jogja.
Anda bisa memasukkan angkringan sebagai tempat tongkrongan, apalagi karena angkringan tidak lagi identik sebagai tempat makan kaum kelas menengah ke bawah. Dengan gaya hidup yang urban seperti saat sekarang ini, angkringan pun naik kelas. Bahkan gerobak angkringan sudah banyak dimodifkasi dan menjual minuman seperti di kafe. Walaupun demikian, angkringan dengan gerobak biasa, di pinggir jalan, dengan tempat duduk beralaskan tikar akan selalu menjadi tempat favorit untuk nongkrong di Jogja. Beberapa angkringan yang patut Anda tongkrongi yaitu angkringan di sekitar Stasiun Tugu, angkringan di dekat kantor koran KR, dan di sekitaran KM 0 Jogja.
Belajar Membatik
Batik adalah kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malam pada kain itu, kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu yang memiliki kekhasan. Batik merupakan warisan budaya Indonesia yang sudah terdaftar di UNESCO. Jogja memegang peranan penting dalam mengembangkan batik, tidak hanya sebagai mata pencaharian, namun juga sebagai warisan budaya dengan mengadakan pelatihan membatik.
Batik terdiri dari batik tulis, batik cap, dan batik lukis. Proses pembuatan batik hingga menjadi selembar kain membutuhkan waktu beberapa hari hingga berbulan-bulan. Semakin lama pembuatan batik, semakin mahal harganya. Di Jogja, Anda bisa melihat proses membatik di toko-toko batik, misalnya di Mirota Batik, setiap malam ada ibu-ibu/mbah-mbah yang membatik. Beberapa desa wisata sudah menyediakan paket wisata belajar membatik untuk semua kategori umur dengan harga yang terjangkau, seperti Kampung Batik Giriloyo yang terletak di Desa Wukirsari, Imogiri, Bantul.
Belajar Macapat
Macapat adalah tembang atau puisi tradisional Jawa. Setiap bait macapat mempunyai baris kalimat yang disebut gatra, dan setiap gatra mempunyai sejumlah suku kata tertentu, dan berakhir pada bunyi sajak akhir yang disebut guru lagu. Macapat biasa dilantunkan di dalam keraton Jogja, namun seiring berjalannya waktu, macapat juga dilantunkan oleh masyarakat umum.
Macapat merupakan warisan budaya Jogja yang harus dilestarikan. Namun sangat disayangkan banyak anak muda yang tidak tertarik belajar macapat. Padahal macapat mengandung hakikat hidup dan ajakan agar lebih dekat kepada Tuhan. Di Jogja, Anda bisa belajar macapat di Pamulangan Sekar (macapat) KHP. Kridha Mardawa Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Jl. Rotowijayan No. 3. Rumah kecil ini berada di pojokan jalan, di seberang rumah Pangeran Joyokusumo dan sebelum pintu masuk Museum Keraton Jogja.
Mengenal Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat
Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, atau biasa disebut dengan Kasultanan Jogja, adalah kepemerintahan di Jogja yang diwariskan Kerajaan Mataram sebelum Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentuk. Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang dipimpin oleh seorang raja, yakni Sultan Hamengkubuwana (HB), memegang peranan penting dalam kemerdekaan Republik Indonesia, terutama ketika pusat kepemerintahan Indonesia dipindahkan untuk sementara waktu di Jogja. Sultan HB IX pun pernah menjadi Wakil Presiden Indonesia yang kedua.
Dengan adanya Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat ini, Jogja menjadi provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Sultan HB ditetapkan sebagai gubernur dan Paku Alam Indonesia sebagai wakil gubernur. Anda bisa mengunjungi Museum Keraton Jogja, Museum Ullen Sentalu, atau bertanya langsung kepada Abdi Dalem untuk mengenal lebih dalam tentang Kasultanan Jogja. Banyak hal yang akan Anda dapatkan jika sudah mengetahui sejarah kasultanan ini, terutama filosofi hidup serta adat dan budaya Jawa.
“Jogja memang istimewa, baik kota maupun warganya. Banyak orang yang sudah berkunjung ke Jogja, pasti ingin kembali ke kota ini.” – The Good Trvlrs Journal.