Titik Nol Kilometer Jogja merupakan kawasan yang lekat dengan unsur budaya, sejarah, dan pendidikan. Ketiga unsur ini akan diakomodasi dalam desain pengembangan toilet bawah tanah (underground) yang saat ini mulai dikerjakan di depan Kantor Bank Indonesia Yogyakarta.
Pembangunan fisik toilet ini menjadi bagian tak terpisahkan dari proyek revitalisasi kawasan untuk pedestrian Malioboro yang dilaksanakan oleh Pemda DIY.
Nantinya sebelum memasuki lokasi toilet yang berada di bawah tanah, pengunjung terlebih dahulu memasuki area entrance yang didesain transparan menggunakan material baja dan kaca.
Jumlah toilet diupayakan mencukupi agar pengunjung tidak terlalu lama mengantri. Untuk pembagiannya: wanita 13, pria 7, dan difabel 1 kamar toilet. Fasilitas tambahan juga disediakan di toilet tersebut, berupa nursery room dan ruang utilitas.
Sedangkan area di atas underground toilet dimanfaatkan untuk ruang terbuka hijau (RTH) sebagai ruang interaksi masyarakat.
Saat rekanan memberikan paparan, beberapa hal menjadi perhatian Gubernur DIY, Sri Sultan HB X. Diantaranya adalah agar di toilet ini dibuat pemisah akses yang lebih jelas antara toilet pria dan wanita. Faktor kebersihan, keamanan, dan kenyamanan menjadi hal yang diutamakan.
Untuk area entrance, Gubernur DIY berharap agar bagian ini tidak menghalangi pandangan dan tetap dapat terlihat view bangunan-bangunan cagar budaya di sekitarnya.
Gubernur DIY juga meminta agar lantai yang dipasang tidak licin terutama saat musim hujan. Kemudian pemeliharaan pasca pengerjaan diharapkan selalu diperhatikan agar tetap bersih.
Mari kita rawat kebersihan, keamanan, serta kenyamanan fasilitas publik seperti ini. Sehingga Jogja tetap terasa istimewa baik untuk ditinggali maupun dikunjungi. (HUMAS DIY)