Gambar daftar desa-desa yang akan dilewati pembangunan jalan bebas hambatan atau jalan tol di Jogja ini saya temukan menyebar di berbagai group WA. Tidak tahu apakah ini hoax, atau memang benar. Namun memang sudah menjadi wacana di media nasional Jogja rencana akan dibangun jalan tol, yaitu yang akan menghubungkan Bandara baru di Kulon Progo hingga obyek wisata Candi Borobudur.
Sebagian masyarakat merespon dengan wow keren, Jogja akan punya jalan tol. Biar terlihat Jogja tidak kalah dengan kota besar lainnya. Jalan tol memiliki manfaat untuk memperlancar transportasi, mempercepat untuk menjangkau daerah tertentu dan memperlancar arus distribusi.
Namun diluar itu jalan tol pun punya dampak negatif yang harus dipikirkan. Kemarin ada teman, merasa senang dengan berita akan dibangun jalan tol. Dia berpendapat, tanah yang akan dilewati pembangunan jalan tol bakal naik nih. Berpikir nanti ketika pembebasan tanah yang dulu nilai tanah nya rendah bisa dinaikkan.
Wahai kawan ternyata pikiran seperti itu, pikiran salah dan jangka pendek. Silahkan diperhatikan, kawasan sepanjang jalan bebas hambatan biasanya malah tidak berkembang. Pagar pembatas itu menjadikan ekonomi disekitar jalan lesu. Tak ada pertokoan, kawasan penduduk. Dan akhirnya harga tanah anjlok, dan anda cuman menikmati kenaikan sesaat sewaktu pembebasan. Coba amati daerah pantura, tol semarang, atau tol-tol lainnya.
Sebagian masyarakat merespon dengan wow keren, Jogja akan punya jalan tol. Biar terlihat Jogja tidak kalah dengan kota besar lainnya. Jalan tol memiliki manfaat untuk memperlancar transportasi, mempercepat untuk menjangkau daerah tertentu dan memperlancar arus distribusi.
Namun diluar itu jalan tol pun punya dampak negatif yang harus dipikirkan. Kemarin ada teman, merasa senang dengan berita akan dibangun jalan tol. Dia berpendapat, tanah yang akan dilewati pembangunan jalan tol bakal naik nih. Berpikir nanti ketika pembebasan tanah yang dulu nilai tanah nya rendah bisa dinaikkan.
Wahai kawan ternyata pikiran seperti itu, pikiran salah dan jangka pendek. Silahkan diperhatikan, kawasan sepanjang jalan bebas hambatan biasanya malah tidak berkembang. Pagar pembatas itu menjadikan ekonomi disekitar jalan lesu. Tak ada pertokoan, kawasan penduduk. Dan akhirnya harga tanah anjlok, dan anda cuman menikmati kenaikan sesaat sewaktu pembebasan. Coba amati daerah pantura, tol semarang, atau tol-tol lainnya.
Jalan tol dapat menjadi jurang pemisah antar desa satu ke desa lainnya. Aktifitas yang dulu dekat harus berputar jauh. Interaksi antar warga yang dulu dekat bisa hilang. Nah ini kenapa jalan tol juga disebut PAGAR RAKSAKSA.
Mungkin itu gambaran dampak negatif yang dapat muncul dengan adanya jalan bebas hambatan. Semoga dampak sosial ekonomi ini juga menjadi perhatian pemerintah daerah. Karena memang salah satu manfaat lain adanya jalan tol adalah sebagai sumber Pendapatan Negara dari retribusi tol.
Jangan sampai jalan tol, seperti layaknya ponsel mendekatkan yang jauh tetapi menjauhkan yang dekat. Saya sebagai warga biasa melihat sebenarnya bukan Jalan tol bebas hambatan yang dibutuhkan di Jogja ini, namun jalan yang lebih luas dengan kondisi aspal yang baik. Kalau melihat peta jalan di Jogja, jalan dari Kulon Progo menuju Magelang sebenarnya sudah cukup layak hanya tinggal diperlebar. Dengan demikian transportasi lancar namun sepanjang jalan masih bisa berkembang ekonomi masyarakat dengan membuka toko, warung makan, pasar dan kegiatan ekonomi lainnya.
Mungkin bagi saya yang hobi sepeda, dibangun nya jalan khusus pesepeda menjadi lebih penting karena bermanfaat menciptakan Jogja yang lebih ramah lingkungan, mengurangi polusi dan kemacetan, dan memberikan rasa aman buat para peseda di Jogja. Semoga menjadi bagian prioritas Pemerintah Daerah.
Mungkin itu gambaran dampak negatif yang dapat muncul dengan adanya jalan bebas hambatan. Semoga dampak sosial ekonomi ini juga menjadi perhatian pemerintah daerah. Karena memang salah satu manfaat lain adanya jalan tol adalah sebagai sumber Pendapatan Negara dari retribusi tol.
Jangan sampai jalan tol, seperti layaknya ponsel mendekatkan yang jauh tetapi menjauhkan yang dekat. Saya sebagai warga biasa melihat sebenarnya bukan Jalan tol bebas hambatan yang dibutuhkan di Jogja ini, namun jalan yang lebih luas dengan kondisi aspal yang baik. Kalau melihat peta jalan di Jogja, jalan dari Kulon Progo menuju Magelang sebenarnya sudah cukup layak hanya tinggal diperlebar. Dengan demikian transportasi lancar namun sepanjang jalan masih bisa berkembang ekonomi masyarakat dengan membuka toko, warung makan, pasar dan kegiatan ekonomi lainnya.
Mungkin bagi saya yang hobi sepeda, dibangun nya jalan khusus pesepeda menjadi lebih penting karena bermanfaat menciptakan Jogja yang lebih ramah lingkungan, mengurangi polusi dan kemacetan, dan memberikan rasa aman buat para peseda di Jogja. Semoga menjadi bagian prioritas Pemerintah Daerah.
Pada prinsipnya kita dukung upaya Pemerintah dalam membangun Jogja lebih maju, namun mohon diperhatikan Jogja punya karakter dan kearifan lokal. Tak harus meniru daerah lain untuk maju.
Salam Satu Sepeda Sejuta Saudara
Yuda Jogja Gowes