KOTAJOGJA.COM – Angin mendera keras bergemuruh menusuk di setiap sendi telinga para pengunjung di bukit Suroloyo. Bukit yang berdiri di selatan Candi Borobudur memiliki ketinggian kurang lebih 2000 m dpl, di bukit tertinggi puncak Suroloyo keempat gunung besar di Jawa Tengah (Merapi, Merbabu, Sumbing dan Sindoro) bisa kita lihat dengan jelas, tidak ketinggalan pula kita bisa meneropong Candi Borobudur dari tempat ini.
Menuju Puncak Suroloyo
Untuk mencapai lokasi perbukitan Suroloyo ini, kita akan menemukan banyak tanjakan serta kelokan yang mengasyikan dan penuh tantangan. Dua jalur bisa rute dapat kita pilih, rute pertama dari Jalan Godean – Sentolo – Kalibawang dan rute kedua dari Jalan Magelang – Pasar Muntilan – Kalibawang. Rute pertama lebih baik dipilih karena akan membawa anda lebih cepat sampai. Tentu anda mesti berada dalam kondisi fisik prima, demikian juga kendaraan yang mesti berisi bahan bakar penuh serta bila perlu membawa ban cadangan.
Tanda telah sampai di bukti ini, terdapat tiga buah gardu pandang yang secara umum disebut pertapaan, masing-masing memiliki nama Suroloyo, Sariloyo dan Kaendran. Pertapaan yang kita jumpai pertama kali yaitu Suroloyo, untuk mencapai tempat tersebut kita melewati 290 anak tangga dengan kemiringan 350 – 600 derajat. Mencapai puncak ini kita bisa melihat Candi Borobudur, Gunung Merapi dan Merbabu serta pemandangan Kota Magelang bila kabut tidak turun.
Legenda di Puncak Suroloyo
Bukit Suroloyo ini merupakan tempat yang menyimpan cerita legenda yang mengkisahkan seorang Raden Mas Rangsang yang kemudian hari bergelar Sultan Agung Hanyokrokusumo bertapa untuk menjalankan wangsit yang datang padanya. Dalam cerita Serat Cebolek yang ditulis pada abad 18 oleh Ngabehi Yosodipuro, Sultan Agung mendapat dua wangsit, pertama untuk meraih cita-citanya sebagai penguasa tanah Jawa beliau harus berjalan ke arah barat Kotagede hingga Pegunungan Menoreh, dan kedua Ia harus melakukan topo broto agar bisa menjadi penguasa.
Menuju pertapaan lain, anda akan melihat pemandangan yang berbeda pula. Di puncak Sariloyo yang terletak 200 meter barat pertapaan Suroloyo, anda akan melihat Gunung Sumbing dan Sindoro dengan lebih jelas. Sebelum mencapai pertapaan itu, anda bisa melihat tugu pembatas propinsi DIY dengan Jawa Tengah yang berdiri di tanah datar Tegal Kepanasan. Dari pertapaan Sariloyo, bila berjalan 250 meter dan naik ke pertapaan Kaendran, anda akan dapat melihat pemandangan kota Kulon Progo dan keindahan Pantai Glagah.
Usai melihat pemandangan di ketiga pertapaan, anda bisa berkeliling wilayah Puncak Suroloyo dan melihat aktivitas penduduk di pagi hari. Biasanya, mulai sekitar pukul 5 pagi penduduk sudah berangkat ke sawah sambil menghisap rokok linting. Bila anda berjalan di dekat para penduduk itu, aroma sedap kemenyan akan menyapa indra penciuman sebab kebanyakan pria yang merokok mencampur tembakau linting dengan kemenyan untuk menyedapkan aroma.
Selain memiliki pemandangan yang mengagumkan, Puncak Suroloyo juga menyimpan mitos. Puncak ini diyakini sebagai kiblat pancering bumi (pusat dari empat penjuru) di tanah Jawa. Masyarakat setempat percaya bahwa puncak ini adalah pertemuan dua garis yang ditarik dari utara ke selatan dan dari arah barat ke timur Pulau Jawa. Dengan mitos, sejarah beserta pemandangan alamnya, tentu tempat ini sangat tepat untuk dikunjungi pada hari pertama di tahun baru. (aanardian)