KOTAJOGJA.COM – Kerajinan pembuatan gamelan merupakan salah satu jenis kerajinan tangan yang sulit dapat berubah menjadi usaha pabrikan. Hal ini disebabkan karena pembentukan tangga nada pada sebagian besar alat musik ini, hanya dapat dilakukan dengan tangan manusia.
Dari 24 macam/jenis alat musik gamelan, hanya 5 jenis yang dapat dibuat dengan peralatan mekanis seperti: bende, siter, rebab, suling dan japan. Lainnya membutuhkan sentuhan langsung tangan manusia yang memiliki cita rasa seni yang tinggi, untuk mampu membedakan berbagai tingkatan tangga nada.
Pembuatan satu set gamelan adalah karya seni dimana setiap bagian membutuhkan sentuhan khusus dari pembuatnya. Satu persatu bahan baku di kumpulkan dan di panaskan untuk memudahkan membuat bentuk yang diinginkan. Begitu juga dengan ukiran kayu untuk tempat gamelan butuh tangan dingin untuk membuat lebih menarik dan tentunya membutuhkan proses yang panjang meraih hasil yang maksimal.
Keberadaan Daliyo Gamelan ini tidak terlepas dari kegigihan Bapak Daliyo sebagai pendiri perusahaan ini, sekitar tahun 1957 beliau membeli besi rongsokan dari tempat bekerja di daerah Beran, Sleman. Kemudian besi tersebut dilebur dan dibuat menjadi gamelan.
Pada waktu itu hasil buatannya masih tergolong kasar dan suara yang dihasilkan masih belum sempurna. Tetapi berkat kegigihan beliau bisa menghasilkan gamelan yang mutu dan kualitasnya sempurna baik dari segi kehalusan gamelan maupun suara yang dihasilkan.
Untuk mempertahankan kualitas hasil pekerjaannya, selama ini Daliyo Gamelan belum pernah mengikuti pelelangan pengadaan gamelan, karena menurutnya sangat terikat pada ketentuan waktu lelang yang kadang tidak sesuai dengan waktu sebenarnya yang dibutuhkan.
Untuk membuat 1 perangkat gamelan dengan kondisi rancak dan gayor yang tidak berukir, rata-rata dibutuhkan waktu 2 bulan. Bila rancak dan gayor harus diukir, dibutuhkan waktu sampai dengan 3 bulan, agar dapat menghasilkan perangkat yang berkualitas.
Daliyo Gamelan saat ini dilanjutkan oleh putra-putri bapak Daliyo yang bersepakat untuk melestarikan budaya bangsa di samping sebagai nafkah kehidupan. Dengan adanya perusahaan gamelan ini secara tidak langsung masyarakat sekitar bisa mendapatkan lapangan pekerjaan serta mampu mengembangkan warisan budaya nenek moyang. (ardian/kotajogja.com)