Seperti kawasan Malioboro, Dinas Perhubungan Kota Jogja rencananya juga akan menjadikan Jalan Kauman sebagai kawsan semi-pedesterian.
Golkari Made Yulianto, selaku Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Dishub Kota Jogjakarta, memaparkan bahwa kawasan kauman dinilai pas, lantaran jalan alternative dari Taman Parkir Ngabean menuju alun-alun utara tersebut sudah ramai oleh pejalan kaki sejak kendaraan dilarang masuk Altar.
Untuk menjadikan Jalan Kauman sebagai kawasan semi-pedesterian, dibutuhkan sarana dan prasarana pendukung, diantaranya adalah tersedianya trotoar. Gokari berharap Dinas Permukiman, Saran, dan Prasarana mampu mengupayakan pengadaan trotoar ini.
Jalan Agus Salim dan Jalan Kauman dinilai sudah seperti kawasan semi pedestrian karena banyaknya wisatawan yang lalu lalang. Namun disisi lain, kawasan tersebut juga masih padat dengan kendaraan.
“karena itu pejalan kaki kita fasilitasi agar nyaman, dan nantinya bisa menjadi Malioboro kedua”, ujar Gokari usai acara Sosialisasi dan Pembinaan Pengemudi Angkutan Tidak Bermotor (Becak dan Andong) di Ndalem Yudhanegaran, Kamis lalu (26/5/2016)
Semetara Muhammad Fuad, Ketua Forum Komunikasi Komunitas Ngabean menyatakan sepenuhnya mendukung setiap program penataan kota Jogjakarta yang dilakukan selama pemerintah konsisten, konsekuen, dan tanpa menimbulkan masalah
Fuad menganggap, hingga kini penataan kawasan Altar masih belum tuntas, masih banyak PR yang masih perlu dibenahi seperti kesejahteraan warga yang dulunya mencari rezeki di Altar. Ia juga menilai pemerintah masih belum bisa mengoptimalkan pemanfaatan Altar sebagai ruang public. (hika/kotajogja)
