KOTAJOGJA.COM – Kota Jogja identik dengan Gudeg yang menjadi ciri khasnya. Gudeg adalah makanan yang terbuat dari nangka muda dan santan, biasanya dimakan bersama dengan berbagai macam lauk pauk seperti krecek, telur, ayam, tempe dan tahu bacem. Rasa gudeg biasanya manis dan juga ada tambahan rasa gurih karena campuran bumbu areh (santan Kental)
Ada satu kawasan terkenal sekaligus bersejarah yang berhubungan dengan masakan gudeg yaitu Jl.Wijilan, yang merupakan sentra makanan khas gudeg. Kampung Wijilan terletak di sebelah Selatan Plengkung Tarunasura atau yang lebih dikenal dengan sebutan Plengkung Wijilan dan di sebelah Timur dari Alun Alun Utara. Di tempat ini berjejer tempat makan yang menjajakan gudeg. Awalnya tempat ini hanya dihuni oleh satu penjual gudeg, yaitu Warung Gudeg Ibu Slamet, beliau yang pertama kali merintis warung gudeg pada tahun 1942. Beberapa tahun kemudian warung gudeg di daerah itu bertambah dua, yakni Warung Gudeg Campur Sari dan Warung Gudeg Ibu Djuwariah yang kemudian dikenal dengan sebutan Gudeg Yu Djum yang terkenal hingga saat ini. Namun sayang, sekitar tahun 1980-an Warung Gudeg Campur Sari tutup. Dan kemudian muncul Warung Gudeg Bu Lies pada kisaran tahun 1990-an. Hingga saat ini ,sudah banyak bermunculan warung – warung gudeg lainnya yang berjualan di daerah Wijilan.
Gudeg Wijilan memang memiliki rasa yang khas. Gudegnya adalah jenis gudeg kering dengan rasa manis. Sebagai lauk pelengkap, daging ayam kampung dan telur bebek yang dipindang kemudian direbus. Sedangkan rasa pedas datang dari paduan sayur tempe dan sambal krecek. Uniknya, beberapa penjual di Wijilan tidak keberatan menunjukkan cara memasak gudeg kepada para pengunjung. Bahkan di warung Gudeg Yu Djum menawarkan paket wisata memasak gudeg kering bagi anda yang ingin memasak sendiri dengan pengarahan langsung dari Yu Djum. Seharian penuh Anda akan belajar membuat gudeg, dari mulai merajang ‘gori’ (nangka muda), meracik bumbu, membuat telur pindang, sampai mengeringkan kuah gudeg di atas api.
Anda dapat menjadikan gudeg sebagai pilihan oleh–oleh. Karena Gudeg Wijilan adalah gudeg kering, sehingga ketahanannya dapat dijaga hingga tiga hari. Kemasan untuk membungkus gudeg pun dapat dipilih sesuai selera, misalnya dikemas menarik dengan menggunakan ‘besek’ (tempat dari anyaman bambu) atau menggunakan ‘kendil’ (guci dari tanah liat yang dibakar). Harga cukup variatif ,mulai dari Rp 20.000,00-Rp.100.000, 00, tergantung lauk yang dipilih dan jenis kemasannya. Bahkan ada yang menawarkan paket hemat Rp 5.000,- dengan lauk tahu, tempe, dan telur. (Arisca Meir/kotajogja.com)
Lokasi: Jl. Wijilan