KOTAJOGJA.COM – Candi Sojiwan merupakan cermin dan salah satu bukti kerukunan umat beragama di masa silam. Menurut Prasasti Rukam (907 M), Raja Balitung dari kerajaan Mataram Kuno mempersembahkan bangunan suci yang bercirikan agama Budha untuk neneknya yang sangat dihormati. Raja Balitung beragama Hindu, sedangkan neneknya beragama Budha.
Candi Sojiwan berada di sebuah area terbuka yang panjang halamannya lebih dari 100 m. Ciri khas candi ini adalah adanya sekitar 20 relief di kaki candi yang berhubungan dengan cerita-cerita Pancatantra atau Jataka dari India. Dari 20 relief ini, tinggal 19 relief yang sekarang masih ada. Cerita-cerita tersebut tertuang dalam relief yang terpahat pada bagian kaki candi, berupa fabel berisi pesan-pesan moral agama Bhuda.
Asal – Usul Candi Sojiwan
Beberapa cerita tersebut adalah;
Seorang Prajurit dan Seorang Pedagang | Dua Ekor Angsa Menerbangkan Kura-Kura | Garuda Berlomba Dengan Kura-Kura | Buaya Menginginkan Hati Kera Perkelahian Banteng dengan Singa | Gajah dan Setangkai Kayu | Seorang Laki-Laki dengan seekor Singa | Seorang Perempuan dan Seekor Serigala
Pemburu dan Serigala | Ketam Membalas Budi | Seekor Burung Berkepala Dua Bercerita | Kambing dan Gajah | Orang Berkepala Singa | Lembu Jantan dan Serigala | Kinnara.