Seorang pedagang di Pasar Beringharjo, Kota Yogyakarta, dinyatakan positif terpapar Covid-19.
Terkait hal tersebut, area pasar khusus sisi timur yang menjadi lokasi lapak pedagang tersebut bakal ditutup sementara untuk keperluan sterilisasi dan disinfeksi menyeluruh.
Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, mengatakan sampai saat ini, pihaknya masih melakukan upaya tracing untuk melacak sumber penularan virus.
“Hari ini ada tracing terhadap 18 orang yang berdekatan dan kontak erat. Besok pagi Beringharjo sebelah timur, yang jual kebutuhan pokok, disemprot disinfektan, sehingga libur,” katanya, Senin (14/9/2020) malam.
Ia pun memastikan, Pemkot Yogyakarta akan segera mengagendakan swab test bagi 18 kontak erat pasien itu, termasuk jika nanti ada tambahan data berdasar hasil tracing lanjutan.
Heroe juga menjelaskan, kasus di pasar terbesar di Kota Yogyakarta ini diketahui setelah pasien menunjukkan gejala.
“Bergejala batuk. Akhir Agustus diminta istirahat di rumah. Kemudian rapid reaktif dan ikut swab hasilnya positif. Lalu, semalam diinformasikan ke Disperindag dan sekitaran lapaknya didisinfeksi,” ucapnya.
Lebih lanjut, Wakil Wali Kota Yogyakarta tersebut meminta masyarakat supaya tetap tenang dan tidak perlu khawatir, terutama bagi yang sempat berkunjung ke Beringharjo. Pasalnya, pasar tersebut bisa dibilang sangat luas dan areanya terbagi dalam beberapa bagian.
Sementara itu, sebaran kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di kawasan Malioboro Yogyakarta semakin meluas. Berdasarkan hasil tracing yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta, terdapat tambahan enam kasus baru sekaligus. Sehingga, saat ini total kasus yang terkonfirmasi positif Covid-19 di kawasan Malioboro sebarannya sudah mencapai sembilan kasus.
Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, menuturkan keenamnya merupakan kontak erat dari pedagang kaki lima (PKL) yang meninggal dunia dengan status positif Covid-19 beberapa hari lalu. Mereka pun dinyatakan terkonfirmas positif terpapar Covid-19 per Senin (14/9/2020).
Meski mengalami perluasan, Heroe memastikan sebaran Covid-19 di kawasan Malioboro belum bisa disebut sebagai klaster baru. Pasalnya, penularan yang terjadi masih sebatas pada kontak erat, atau dalam artian belum meluas sampai generasi-generasi berikutnya.
“Ya, karena yang terkena itu masih kontak erat dengan pedagangnya. Ada yang satu keluarga, karena kebetulan bergantian berdagangnya, lalu ada juga yang ikut salat berjamaah berbarengan,” katanya.
Wakil Wali Kota Yogyakarta tersebut berujar, Pemkot Yogyakarta bakal memperluas jangkauan tracing untuk memastikan dari mana sebaran virus ini berasal. Menurutnya, hasil tracing itu yang akan dijadikan patokan bagi eksekutif, untuk mengambil kebijakan-kebijakan berikutnya.
“Tracing masih dilakukan, dengan memperluas wilayahnya. Semua dilakukan untuk pengambilan keputusan lebih lanjut. Kita juga akan melakukan swab acak, untuk menentukan statusnya seperti apa,” jelasnya.