Negara Perlu Belajar dari TVRI

Dana sekian Trilyun digunakan untuk membayar biaya pelatihan Ruang Guru dkk bagi penerima manfaat Kartu Pra Kerja. Padahal materi nya banyak yang tak relevan utk solusi jangka pendek mengatasi pengangguran korban PHK supaya tetap survive bisa menyambung hidup. Ada pelatihan ngojol, pak.. skg ojol lagi susah. Pelatihan buat CV, lha perusahaan mana sekarang yang mau terima karyawan. Abaikan masalah konten2 yg tak relevan kebutuhan mendesak ini, yang sebenarnya materi serupa sudah melimpah di internet dan gratis.
Seharusnya bagaimana layanan ini menjadi dinikmati semua warga Indonesia yang membutuhkan. Coba deh Pemerintah belajar dari TVRI. Saya pernah ngobrol dengan salah satu Direktur TVRI. Dari obrolan itu ada yang menarik. Beliau mencertakan di era Pak Helmi, TVRI beli license Liga Inggris, yang akhirnya menjadi geger. Dan ternyata license Liga Inggris itu bukan sesuatu yang mahal. Tujuan TVRI beli license agar ditayangkani gratis free to air. Rakyat se Indonesia sampai pelosok pedalaman bisa mendapat hiburan gratis. License kalau tak salah hanya 28 Milyar. Helmi pernah berkata kalau hak tayang liga indonesia bisa 4x lipat liga inggris.
Buat para TV komersial license segitu bisa dilipatgandakan nilai uangnya dlm bentuk sewa tv berbayar, nobar, iklan TVm dll bisa jadi ratusan Milyar bahkan Trilyun nilainya. Pastinya banyak yg terusik ide gila TVRI ini. Sayang kepemimpinan Helmi hanya berumur tak lama. Ntah ide gila ini yang membuat dia harus dipaksa hengkang.
Kembali lagi ke masalah Kartu Pra Kerja, Coba seandainya 2000 video pelatihan digital itu dibeli license nya oleh Pemerintah. Beli saja 1 konten 100jt, kalau gak boleh dibeli sewa saja beberapa bulan sampai Covid ini mereda. Maka kira-kira 2000 x 100jt = 200 Milyar. Banyak kah? Sedikit sekali dibandingkan Trilyunan yg harus dibayarkan ke Mitra Pra Kerja. Semua konten itu tayangkan gratis, di Youtube juga di TVRI atau bikin platform aplikasi khuusus. Orang bisa pilih banyak konten,banyak ilmu yg dia dapat, bahkan siapapun. Anak sekolah saja diminta belajar di TVRI. Kenapa tak sekalian yg pengangguran diberlakukan sama, nonton pelatihan usaha atau kerja di TVRI. Kenapa kita butuh TVRI? Tak semua orang punya akses internet, tak semua orang punya Smartphone, kalau TVRI, semua orang bisa akses.
Aslinya Pemerintah kalau mau cerdas lagi gak perlu keluar duit sama sekali bisa. Banyak CEO, business coach, mentor, pengusaha, dosen, praktisi disuruh ngisi konten GRATIS demi menolong sesama saudara yang lagi kesusahan. Demi negara, demi panggilan kemanusiaan mereka mau ikhlas. Mereka tinggal panggil ngisi materi buat video..sebarkan Gratis. Tapi memang sih hal gratisan dan gak keluar duit itu gak asik kali ya bagi Pemerintah.
Hai pemerintah belajar lah dari negeri tetangga menggratiskan banyak hal supaya rakyat bisa survive. Di sini malah disuruh ikut pelatihan berbayar. Meski yang bayar negara. Uang Pemerintah duit rakyat juga, dari pajak yg kita bayarkan. Mending uang pelatihan itu dibagi untuk tambahan modal usaha atau buat makan nyambung hidup akan lebih berguna.
Oleh : Yuda Wicaksana Putra
#opini
About Yuda Wicaksana Putra 2 Articles
Konsultan Manajemen, Bisnis dan Teknologi Informasi. Penggiat Sosial Media.