KOTAJOGJA.COM – Tim Gabungan BMKG – Universitas Gadjah Mada menemukan, iklim tropis di Indonesia sebenarnya mampu menghambat kembang biak virus Corona COVID-19. Berdasarkan kajian analisis statistik, pemodelan matematis dan studi literatur tentang Pengaruh Cuaca dan Iklim dalam Penyebaran COVID-19, kondisi iklim tropis dapat membuat virus lebih cepat menjadi tidak stabil.
Kondisi cuaca/iklim serta kondisi geografi kepulauan di Indonesia relatif lebih rendah risikonya untuk berkembangnya wabah COVID-19. Indonesia yang juga terletak di sekitar garis khatulistiwa punya suhu rata-rata berkisar antara 27- 30 derajat celcius dan kelembaban udara berkisar antara 70-95 persen.
Menilik kajian literatur, Indonesia cenderung tidak ideal untuk outbreak COVID-19.Penelitian Araujo dan Naimi (2020) memprediksi dengan model matematis yang memasukkan kondisi demografi manusia dan mobilitasnya. Kesimpulannya, iklim tropis dapat membantu menghambat penyebaran virus Corona. Walau begitu, faktor yang berpengaruh kuat terhadap penyebaran Corona COVID-19 di Indonesia juga akibat mobilitas manusia dan interaksi sosial ketimbang pengaruh cuaca dan iklim.
Tim BMKG – UGM perkuat oleh 11 Doktor di Bidang Meteorologi, Klimatologi dan Matematika, serta didukung oleh Guru Besar dan Doktor di bidang Mikrobiologi dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada. Virus Corona lebih menyebar cepat pada negara dengan lintang tinggi dan iklim yang lebih lembab. Hasil analisis Sajadi et. al. (2020) serta Araujo dan Naimi (2020) menunjukkan, sebaran kasus COVID-19 berada pada zona iklim yang sama, yaitu pada posisi lintang tinggi wilayah subtropis dan temperate.
Menurut penelitian tersebut dapat disimpulkan sementara, negara-negara dengan lintang tinggi cenderung mempunyai kerentanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara tropis.